<head> IBN HIBBAN : KEADILAN ADALAH INTI POLITIK

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Artikel (31) bacaan (14) Berita (29) ekonomi. (1) Film (6) Keilmuan (17) Keislaman (37) Opini (77) Pemilu (6) PMII (14) POLITIK (6) Puisi (2) Warta (39)

IBN HIBBAN : KEADILAN ADALAH INTI POLITIK

Selasa, September 21 | September 21, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2023-10-26T22:57:47Z



Oleh : Ahmad Kodir N
Tanpa sengaja ketika saya membuka Raudhat al-Fudhola wa Nuzhatu al-Fudhola karya Imam al-Hafidz Abu Hatim Muhammad ibn Hibban al-Busty al-Taymi(w.354 H) – seorang ahli Hadits yang masyhur -- secara acak, saya menemukan judul Dzikru al-Hitstsi ‘ala Siyasati al-Riyasah wa Ri’ayati al-Ra’iyyah (Penjelasan tentang Politik Kepemimpinan dan Mengelola Rakyat).

Mengawali uraiannya, Ibn Hibbah mengutip Hadits yang terkenal bahwa, “Setiap kamu adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinnya…..” Untuk menjelaskan makna Hadits tersebut, beliau mengutip Abu Hatim bahwa “Yang wajib bagi seorang pemimpin adalah terus menerus menjaga komitmennya terhadap yang dipimpinnya. Pemimpin manusia adalah ulama, pemimpin kerajaan (negara) adalah akal. Pemimpin orang-orang sholih adalah takwa. Pemimpin murid adalah guru. Pemimpin anak adalah orang tua. Sebagaimana penjaga isteri adalah suami, penjaga budak adalah tuan. Setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.”
Yang menarik dari kutipan di atas adalah bahwa pemimpin negara adalah akal. Akal adalah pemimpin bagi raja. Akal harus mengawal, menjaga, memelihara memandu dalam menjalankan kepemimpinannya. Akal harus menjadi panduan bagi seorang raja agar ia tidak melahirkan kebijakan yang tidak bijak, keputusan yang tidak memutuskan, ucapan yang tidak bisa menjadi pedoman.
Dari semua tingkatan pemimpin, menurut Ibn Hibban, raja adalah pemimpin yang paling banyak tanggungjawabnya karena ia harus mengurus satu negera. Segala urusan rakyat ada di pundaknya. Karena itu ia merupakan pemimpin yang paling tinggi kedudukannya. “Apabila ia tidak menjaga waktunya dan tidak serius memperhatikan rakyatnya, maka ia akan celaka dan mencelakakan.Betapa banyak kerusakan di alam karena ulah seoarang raja.”
Karena itu, menurut Ibn Hibban, seorang raja harus memilih orang-orang
terbaik
untuk menjadi menteri yang akan membantu kepemimpinannya. “Sebuah kerajaan (pemerintahan) tidak akan berjalan baik dan langgeng kecuali dengan para menteri yang loyal. Para menteri tidak akan loyal kecuali ada seorang perdana menteri. Loyalitas dan ketaatan tidak akan sempurna kecuali perdana menteri adalah seorang yang penuh cinta kasih dan penasehat yang baik. Dan semua itu tidak akan dimiliki perdana menteri kecuali dengan menjaga diri dan memiliki visi. Semuanya tidak akan terealisasi kecuali ekonomi kuat. Tidak mungkin ekonomi kuat kecuali dengan kedamaian rakyat. Kedamaian rakyat tidak akan terwujud kecuali dengan tegaknya keadilan. Karena itu, tegaknya sebuah kerajaan tidak lain kecuali dengan keadilan. Tanpa keadilan, maka negera akan hancur,” tegas Ibn Hibban.
Untuk menegakkan keadilan, seorang raja harus paham betul siapa yang berbuat baik dan siap yang berbuat buruk. Siapa yang menjadi corong kaum oligarki dan siapa yang benar-benar bekerja untuk negeri. Tanpa pengetahuan itu, maka keadilan tak bisa ditegakkan. Kecuali kalau sang raja merupakan bagian corong itu. Maka jangan harap keadilan bisa ditegakkan dan kesejahteraan menjadi kenyataan
×
Berita Terbaru Update