<head> KH Hasyim Asy’ari : Petani Penolong Negeri

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Artikel (31) bacaan (14) Berita (29) ekonomi. (1) Film (6) Keilmuan (17) Keislaman (37) Opini (77) Pemilu (6) PMII (14) POLITIK (6) Puisi (2) Warta (39)

KH Hasyim Asy’ari : Petani Penolong Negeri

Jumat, September 24 | September 24, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2023-10-26T22:57:47Z


Oleh
: Ahmad Kodir Nuramdani



Indonesia
dengan kekayaan alam yang melimpah, rempah rempah dan jenis komiditi lainya, serta
dengan lahan sawah yang luas, namun hal itu hari ini sudah sangat langka, dikarenakan
areal pesawahan di sulap menjadi Gedung beton bertingkat, sehingga nasib para
petani dan buruh tani tersingkirkan dari tanah garapan nya, contohnya beberapa
persoalan agraria, seperti petani kulon progo yogyakarta yang lahan nya di gusur
demi investasi dan pembuatan bandara baru.

Konflik-
konflik pertanahan membuat traumatik pada para petani dan pejuang, tak sedikit
dari mereka yang mempertahankan tanahnya, di intimidasi dan mendapatkan
perlakuan represif serta di kriminalisasi, padahal mereka hanya menjaga
tanahnya, menjaga alamnya, dan menjaga keberlangsungan ekosistem nya, dari
perhelatan konflik agrari yang sangat Panjang, areal pesawaan semakin sedikit,
buruh buruh tani itu bermigrasi dari desa ke kota menjadi buruh pabrik,di bawah
himpitan system ekonomi kafitalism, dan di bawah bayang bayang korporat, mereka
mengadu nasib ke kota.



Mengutip
dari kompas.com data yang dicatat KPA, Konflik Agraria sepanjang tahun 2020
pada sector perkebunan tercatat 122 kasus, kemudian sector kehutanan 41 kasus, sektor
infrastruktur 30 kasus, sektor properti 20, sektor pertambangan 12, fasilitas
militer 11, pesisir kelautan 3 kasus, dan agribisnis 2 kasus., sedangkan
ditinjau dari segi luas mencapai 624. 272,711 hektar lahan yang masuk konflik agaria.
Dan jumlah korban terdampak konflik agraria adalah 135.332 kepala keluarga.

Dengan
jumlah petani yang semakin sedikit, maka jika di analisis Bersama, kelangkaan
petani juga berimplikasi pada rendahnya hasil pangan, dan ruksaknya habibat
alam karena di dominasi oleh limbah pabrik.



Di
hari tani nasional ini saya teringat pada sang muassis NU ( Hadratus Syaihk Kh.
Hasyim Asy’ari) yang mengatakan bahwa “ Petani adalah Penolong Negeri .



Dari
ungkapan Kh Hasyim Asy’ari kita bisa mengambil pemaknaan pemaknaan dari
Ungkapan itu, pertama menyoal Penolong, penolng dapat diartikan sebagai orang yang
melakukan kebaikan pada saat situasi sedang gawat, misalnya penolong kebakaran
berarti ia orang yang memadamkan api, ya kalau petani, di nisbatkan sebagai
penolong, ia berarti sebagai orang yang menolong pada krisisnya pangan di
negeri ini dan ia yang menjaga keberlangsungan ekosistem.



Kemudia
kata negeri berarti suatu wilayah atau daerah yang kita tempati sebagai tempat untuk
kita melangsungkan kehidupan, ya negeri ini kita NUSANTARA.



Dengan
demikian Petani penolong negeri adalah petani yang saat ini konsisten menjaga keberlangsungan
hidup dan kehidupan, hidup nya sumber daya hayati dan penghidupan bagi manusia Indonesia.



Namun
nasib para petani saat ini jauh dari kesejahteraan, akibat kebijakan para
pemangku kepentingan yang tidak berasaskan pada kebijaasanaan, sehingga melahirkan
keruksakan oleh tangan tangan kafital,, sedangkan dalam kaidah ushul fiqh dijelaskan
Tasharruful imam 'alar ra'iyyah manuthun bil maslahah
” yang artinya
“Tindakan pemimpin terhadap rakyat itu harus didasarkan atas pertimbangan
kemaslahatan., setiap kebijakan yang ditetapkan harus berdasarkan asas
kemaslahatan Bersama bukan kemaslahatan korporasi atau lainnya. Polemic petani
belum menemukan titik temunya, dari mulai program kartu tani untuk pembelian
pupuk yang katanya bersubsidi, namun malah memberikan beban kepada petani, dan
dari mulai pemerintah melakukan ekpor impor pangan, sedangkan petani sedang panen
raya, alhasil daya jual hasil petani menjadi rendah dan murah, sehingga bukan
untung yang ada, malah rugi , SELAMAT HARI TANI NASIONAL UNTUK PARA PETANI” .

×
Berita Terbaru Update