<head> Refleksi Maulid Nabi : Nabi Muhammad Saw Sebagai Tuntunan

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Artikel (31) bacaan (14) Berita (29) ekonomi. (1) Film (6) Keilmuan (17) Keislaman (37) Opini (77) Pemilu (6) PMII (14) POLITIK (6) Puisi (2) Warta (39)

Refleksi Maulid Nabi : Nabi Muhammad Saw Sebagai Tuntunan

Kamis, Oktober 21 | Oktober 21, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2023-10-26T22:57:44Z

Whynot literasi : Nabi Muhammad Saw bin Abdullah Bin Abdul Muthalib Bin Qusay Bin murah Bin  Ka'ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Nabi Ilyas A.S bin Mudlar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan.

Nabi muhammad Saw di turunkan allah sebagai suri tauladan yang baik, membawa arah perubahan yang revolusioner , mulai dari perubahan tata kelola ekonomi, budaya feodalisme, dan atas diturunkan nya nabi muhammad SAW pula derajat wanita menjadi mulia, karena pada saat itu jaman zahiliyah wanita direndahkan dan dianggap tidak berguna karena lemah dan tidak bisa jadi prajurit perang.

beberapa kemulian dan keagungan nabi Muhammad Saw banyak di tulis di beberapa turash dan literatur sejarah, diantaranya kemulian nabi tercantum dalam syair :

 



لم يحتلم قط طه مطلقا أبدا



Lam
yahtalim qoththu Thôha muthlaqôn abadân



Nabi
Muhammad Saw. tidak pernah bermimpi jelek.



 وما تثاءب أصلا فی مدی الزمن



Wa
mâ tatsâ-aba ashlân fî madâz-zamani



 Dan
tidak pernah pula menguap selamanya.



 منه الدواب فلم تهرب ولم وقعت



Minhud-dawâbu
falam tahrob walam waqo’at



Semua
binatang tunduk patuh pada Nabi Saw. 



 ذبابة أبدا فی جسمه الحسن



Dzubâbatun
abadân fî jismihil hasani



Betapa
indahnya badan beliau Saw. sampai seekor lalat pun tak berani menghinggapinya.



بخلفه گأمام رؤية ثبتت



Bikholfihi
ka amâmin ru'yatan tsabatat



Nabi
Saw. mampu melihat belakang sama seperti melihat depan. 



ولا يری أثر بول منه فی علن



Wa
lâ yurô atsru baulin minhu fî ‘alani



Dan sama
sekali tak berbekas tatkala buang hajat.



وقلبه لم ينم والعين قد نعست



Wa
qolbuhu lam yanam wal ‘ainu qod na’asat



Hatinya
tidak pernah tertidur, walau mata terpejam.

Dengan beberapa catatan
bahwa lahirnya Nabi muhammad SAW sebagai manusia mulia, yang menjadi penerang
dalam gelap gulita, manusia pilihan allah, sang revolusioner yang memimpin pada
arah kebaikan, dan tentunya sebagai nabi dan rasul akhir jaman, yang mana allah
tugaskan bukan saja misi agama, tapi sosial, kebudayaan dan bahkan penyelesaian
kemiskinan.

akhlak mulia Nabi Muhammad
SAW, tidak ada satupun yang bisa menyamainya, walau ia Ulama, budayawan, atau
bahkan sekalipun presiden. namun yang perlu kita teladani dari Rasullah SAW
adalah keteladanan Akhlak, Ilmu, Prilaku dan keteladanan kesederhanaan Rasullah
SAW.

Dengan di peringatinya
Maulid Nabi sebetulnya dan seharusnya menjadi refleksi bagi kita yang mengaku
umat Nabi Muhammad SAW dan Menginginkan Syafaat Al- Uzma dari Beliau, yang
dalam beberapa kitab dijelaskan bahwa setiap nabi tidak bisa memberi sya'faat kecuali
Nabi Muhammad SAW terlebih dahulu memberikan Sya'faatnya.

refleksi tentang
bagaimana mengambil hikmah dari setiap perjalanan Nabi Muhammad SAW,
petualangan dan peimplementasian tentang akhlak yang terpuji, menjalankan
Syariat dan ajaran nabi serta banyak membaca Shalawat Kepada Nabi.

Jangan sampai maulidan/
peringatan Maulid Nabi pada esensi yang seharusya muncul justru
bertentangan  dan berlawanan arah dari Nilai- Nilai yang baik dan Nilai-
Nilai keislaman, maka dalam memperingati Maulid Nabi perlunya Managemen even
Organizer akan konsep Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw agar terkesan Khidmat
dan Nikmat.

Fenomena dewasa ini
banyak orang salah kafrah dalam acara memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw,
dengan beredarnya beberapa kolom berita bahwa di acara maulid Nabi Muhammad Saw
ada Joget Tiktokan, sungguh pribadi penulis merasa miris dan menyanyangkan hal
itu, seharusnya acara maulidan di isi di konten - konten yang menginspirasi dan
mengedukasi bukan malah mempertontonkan ketololan dan kebodohan.

dari maulid- ke maulid
seharusnya tidak hanya sebatas ceremonial belaka, tetapi harus jadi kerangka
pemikiran dan kerangka aksi bagaimana kita meneladani Akhlak Nabi Muhammad SAW.
dengan yang semula malas beribadah jadi giat beribadah, dari yang semula malas
bershalawat jadi senang bershalawat dari yang semula akhlaknya buruk menjadi
akhlak yang terpuji, jadi esensi yang menurut saya penting adalah bagaimana
kerangka maulidan menjadi kerangka aksi dan menjadi pembiasaan diri menjadi
lebih baik lagi, untuk menghadap pada keabadian dan kembali pada sang ilahi.

OPINI : Ahmad Kodir
Nuramdani

















 


×
Berita Terbaru Update