Ya allah Ya jabbar Ya Ghaffar Ya Rahman Ya Rahim.
Menikah itu ibadah yang senantiasa dinanti oleh seluruh manusia di bumi ini, karenanya dengan menikah setiap perkara menjadi ibadah, lelahmu mencari nafkah adalah ibadah, romantisnya kita terhadap istri juga ibadah, namun jangan kira menikah itu tanpa rintangan dan cobaan, selama kita masih hidup ujian allah akan selalu menghampiri hambanya.
dengan menyebut asma allah dan dengan keinginan yang sangat mulia, hamba yang fakir menulis cerita ini sebagai bagian dari perjalanan hidup sang penulis, dan semoga kita bisa mengambil hikmah dari suatu kejadian yang kita alaami.
tepatnya sekitar dua bulan sebelum menikah, hamba mendamba dan berdoa agar cita ini bisa dicapai dengan penuh berkah dan lancar, hamba yang fakir memanjat doanya di setiap habis sholat, merayu dan melobi yang maha kuasa, agar cita dikabulkan.
pada suatu kejadian penulis merasa bahwa ini adalah akhir hidup, dengan semua kesalahan, dosa dan belenggu kebodohan, hamba merasa bahwa sudah saatnya hamba kembali pada sang pencipta.
kejadian ini adalah tragedi hamba dengan kerabat hamba melalaikan dan mengabaikan seruan agar hamba cepat bergegas sholat, saat itu keadaan mulai beranjak malam dan situasi mulai gelap dan mencekam, hamba teledor dan senonoh dalam berkata dan berucap.
singkatnya hamba menaiki dan mendayung sampan dengan sangat hati hati, karena pada saat itu suasana nya sudah gelap gulita, sedang perjalanan kami menuju kolam jaring apung masih jauh dan perjalanan kami sedikit terganggu dengan kehadiran eceng yang menjalar menutupi kepermukaan.
di tengah perjalanan ke KJA kami mengalami tragedi yang tidak terduga, dan dibayangkan sebelumnya, saya yang sama sekali belum pernah bisa renang kemudian harus berjuang bertahan dan mempertahankan hidup di tengah genangan air, kami bingung sampan kami kemasukan air dan hamba berjuang untuk bertahan hidup di air yang arusnya sangat deras.
saat sampan yang hamba tumpangi tenggelam ke permukaan air saya dengan pikiran negatif dan sangat ketakutan, seketika suasana mulai mencekam. saya bingung dan ketakutan, hanya kepada allah tempat saya meminta dan memohon pertolongan, saya panjatkan doa agar selamat dan diberikan kesempatan untuk meraih cita menikah dengan sang pujaan hati dan jiwa.
sekujur badan dan pakaian sudah tergenang air dan pikiran sudah kalang kabut ingat kematian, saat itu hanya satu yang aku gemgam, peci rotan, ( peci khas yang digunakan KH Abdurrahman Wahid), saat itu kupanjat doa dan shalawat kepada nabi muhammad saw dan bertawasul kepadanya dan kepada Wali allah Gusdur.)
namun sontak saja nyata bahwa tenggelam itu sangat menyakitkan, menakutkan dan membuat dada serasa berat dan sesak, dengan pikiran yang sudah pasrah sekujur tubuh tenggelam ke air dan hamba melihat bagaimana diri hamba hampir mati dan dalam kesusahpayahan.
berkat allah, nabi dan wali allah yang di tawasuli seketika dari bawah seperti ada yang mendorong agar tubuh hamba kembali ke permukaan air, dengan ridanya allah tubuh saya kembali kepermukaan air dan hamba langsung saja memeluk kumpulan eceng gondok, hampir setengah jam tubuh hamba kedinginan dan dalam keadaan memeluk eceng gondok, hamba berharap masih bisa hidup dan bertahan, atas karunia allah kemudian ada orang yang hendak ke KJA bersama anaknya, melihat hamba dalam kepayahan, mereka langsung menolong saya, dengan mengulurkan tangan nya ke saya, sontak hamba langsung meraihnya, dengan penuh rasa yang campur aduk, sedih, takut dan bahagia, aku masih allah berikan kesempatan hidup dan menata perjalanan menuju ke abadian.
hikmahnya bagi saya pertolongan allah selalu ada bagi hambanya yang kesusahan, dan karunia allah sangat besar dan kita tidak bisa mengukurnya.
pengalaman bagi saya : jangan seenaknya mengucap hal yang buruk, karena perkataanmu bisa menjadi kenyataan bagi hidupmu, ucapkanlah perkataan yang positif.
peganglah akidah aswaja dan jangan mengabaikannya, dan percayalah bahwa karamah walinya allah itu ada meski ia sudah tiada.
doa saya untuk semua guru, para wali dan ulama : semoga allah memberkahi ilmu dan memberikan ganjaran syurga.
cerita ini berdasarkan pengalaman pribadi dan dapat di pertanggungjawabkan.