Betapa mulianya ahli bait, sebab ahli bait dipandang sebagai
"Model Manusia Suci", ahli bait sering diterjemahkan sebagai
"keluarga Nabi Saw". Dalam sehari-hari ahli bait sering diterjemahkan
sebagai keturunan Nabi Saw., lebih sempit lagi dalam keseharian ahli bait
sering diterjemahkan keturunan Nabi Saw., dari Husein bin Ali bin Abi Talib
R.a.
Lalu siapa ahli bait menurut para ulama ?. ternyata para ulama
tidak sepakat dalam memandang siapa ahli bait ?
Satu, menurut sebagian
ulama, ahli bait adalah "Ali bin Abi Talib, Fatimah, Hasan dan
Husein" (Syarh Bahjat al-Wasâil : 34), yang meyakini sayid dan habib
sebagai keturunan Nabi Saw., mungkin termasuk kelompok ini.
Dua, menurut Imam Syafi'i ahli bait adalah "keluarga Nabi
Saw., keturunan Bani Hasyim dan Bani Mutalib".
Tiga, menurut Imam Nawawi ahli bait adalah "seluruh umat
Islam" (Hasyiyah al-Bajuri, Jilid 1 : 16).
Kenapa Imam Nawawi
menyimpulkan bahwa ahli bait bukan hanya keluarga dan keturunan Nabi Saw. ?
QS. Alahzab (33) : انما يريد الله ليذهب
عنكم الرجس أهل البيت ويطهركم تطهيرا
Sesungguhnya Allah bermaksud
hendak membersihkan dosa dari kalian, hai ahli bait !, dan membersihkan kalian
sebersih bersihnya.
Ayat ini dipahami bahwa orang yang paling dikasihi Allah adalah
ahli bait, dan ahli bait tidak mesti karena hubungan darah dengan Nabi Saw.,
tapi karena kesucian diri mereka. Siapapun yang mampu mencapai kesucian diri,
ia layak dihitung sebagai ahli bait (Membuka Tirai Kegaiban : Renungan-Renungan
Sufistik : 121).
Ketika Salman al-Farisi mengajukan ide Perang Khandak, dan sukses.
Kaum Muhajirin berkata "Salman minnà. Salman dari golongan kami".
Kaum Anshar berkata, "Salman minnâ. Salman dari golongan kami", dan
Rasul Saw., berkata, "Salman minnâ. Ahli bait".
Kenapa Salman mendapat kehormatan sebagai ahli bait ?, Salman bukan
keturunan Rasul Saw., ia keturunan Persia, orangtuanya beragama Majusi.
Jawabnya, karena Salman berhasil membersihkan diri dan ruhaninya.
Salman rela meninggalkan tanah air dan keluarganya, menjelajah berbagai negeri,
pindah agama dari Majusi ke Nasrani, dan akhirnya memeluk Islam. Ketika tiba di
Madinah, ia rela menjadi budak belian yang harus kerja berat setiap hari, hanya
karena ingin mendekati Manusia Suci yang
dijangjikan dalam kitab-kitab terdahulu. Salman berhasil membersihkan diri dan
ruhaninya sehingga beliau menjadi sahabat Rasul Saw.
Bila Anda berusaha
membersihkan diri dan ruhani dari
segala dosa dan noda, lalu menghiasi
diri dengan akhlak yang terpuji, sekalipun harus mengorbankan harta, kekuasaan,
dan status sosial (Jâh), dan popularitas. Anda layak dipandang sebagai
"Ahli Bait".
Wallahu a'lam bi al-sawâb.
H. A. Rifqi Fuad
PP Al Islamiyah, Cikalongwétan, Bandung Barat