menurut Tan Malaka Idealisme adalah kemewahan terakhir yang harus dimiliki seorang pemuda, lantas bagaimana kita memahami Idealisme sebagai pokok kemewahan bagi pemuda, dari aspek definisi dan fungsi.
Mengutip dari KBB Idealisme adalah sutau aliran ilmu filsafat yang memandang pikiran atau kehendak sebagai satu satunya hal yang benar yang dapat dicamkan dan dimengerti.
jadi idealisme adalah pola pikir untuk selalu mengedepankan suatu kebenaran, berdasarkan pada teori yang kita gunakan, sebagai basis dari teori dan kerangka untuk memandang suatu kebenaran.
Nah, kita sebagai Pemuda apakah sudah mengimplementasikan peran pemuda sebagai agen of change dengan mengedepankan sikap idealisme, atau kita sebagai pemuda terjebak dalam praktik kepentingan.
seyogyanya kita sebagai pemuda, harus sudah mengimplementasikan kerangka dasar idealisme pada tahap bawah sampai menengah- keatas, dengan dimiliki idealisme oleh pemuda, bisa menjadi syarat terjadinya keseimbangan dan kontrol terhadap negara dalam melaksanakan dan mengambil kebijakan.
karenanya sebagai pemuda harus memberikan control terhadap kebijakan- kebijakan pemerintah, salahsatunya dengan melukan kajian akademik terhadap kebijakan yang akan di amandemenkan, jika pemuda sudah melakukan hal itu sudah dipastikan pemuda tidak akan terjebak dalam praktik kepentingan kafital.
namun fenomena hari ini banyak dari kalangan pemuda, bahkan ormas -ormas yang mempunyai kekuatan besar dalam melakukan kontrol terhadap kebijakan pemerintah, terjebak dalam praktik kepentingan dan lobi elit politik. alih alih berharap kemaslahatan dari kebijakan yang ditelurkan, yang munculnya adalah masalah baru.
berbicara pemuda, ia adalah yang lantang dan berani menyuarakan kebenaran, mengawal kebenaran, dan memastikan kebenaran itu adalah benar, meski resiko yang ditanggung lebih besar dari apa yang diperjuangkan.
dalam kebijakan tentunya selalu ada praktik kepentngan, baik itu kepentingan bersama sebagai sebuah maslahah ataupun hanya kepentingan untuk meraup kafital dari suatu kebijakan, selagi kebijakan memberikan efek dan menyelesaikan kepentingan, maka kebijakan itu perlu dipertimbangkan.
menyoal beberapa kebijakan pemerintah yang syarat akan kepentingan kafitaslism global, salahsatunya, adalah kebijakan TES PCR bagi pengendara darat, dengan batas Jarak 250 KM.
Dengan hadirnya kebijakan tersebut berimplikasi adanya kepentingan kafitalism, karena kafitalsm mengangap apapun adalah keuntungan, jika dengan hadirnya kebijakan ini sebagai lahan kafitals untuk menyerap dan membebani masyarakat, maka kita sebagai pemuda harus melakukan uji akademis.
beredar dugaan beberapa pejabat negara yang terlibat dalam Bisnis tes PCR, sudah menjadi bukti bahwa kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah bukan atas dasar kemaslahatan, akan tetapi atas dasar relasi kekuasaan dan kepentingan kafitals.