Abu Zakaria Muhyiddin Yahya bin Syaraf An Nawawi (631- 676 H) atau yang lebih dekenal dengan Imam Nawawi adalah seorang ulama yang masyhur kealiman dan kezuhudannya. Kapabiltas beliau dalam ilmu Fiqih sangat diakui oleh para ulama, khususnya dikalangan madzhab Syafi'i.
Dalam kitab-kitab Fiqih madzhab syafi'i dikenal 2 ulama yang berpangkat mujtahid tarjih yaitu imam Nawawi dan Imam Rofii, atau keduanya lebih dikenal sebagai julukan "syaikhoni"Dalam turats madzhab Syafii. Dan di temukan juga sebuah kaidah dlm tradisi fiqih syafi'i yang berbunyi
اذا تعارض بين النواوى والرافعي قدم النواوى
"Jika Imam Nawawi dan Imam Rofi'i berbeda pendapat maka yang cenderung didahulukan adalah pendapat Imam Nawawi." Hal ini merupakan salah satu bukti dari kepakaran beliau dalam ilmu fiqih.
Atas kealiman ilmunya dan keluhuran akhlaknya ternyata beliau banyak mendapat pujian dari para ulama termasuk gurunya sendiri.
Syaikh Abu Abdillah Al Irbily, salah seorang guru Imam Nawawi membuat 35 bait syair yang berisi pujian dan ungkapan duka cita atas wafatnya Imam Nawawi murid kesayangannya. Berikut adalah beberapa bait dari pujan itu
و قد كنت للدين نورا يستضاء به * مسددا منك فيه القول و العمل
وكنت في سنة المختار مجتهدا * و أنت باليمن و التوفيق مشتمل
"Keadaanmu bagaikan cahaya yang menyinari Agama
Engkau yang jujur dalam berkata, benar dalam berperilaku
Engkau seorang mujtahid yang diselimuti kebenaran dan taufik"
Selain itu gurunya yang lain, Muhammad bin Abdullah bin Malik ath-Tha'i al-Jayyany atau yang lebih di kenal dengan iIbnu Malik pun pernah memuji kitab Al-Minhaj karya murid kesayangannya itu, beliau mengatakan
و الله لو استقبلت ما استدبرت من أمري لحفظته
"Demi Allah, andaikan waktu yang telah lewat bisa ditarik kembali, niscaya aku akan menghafalnya (kitab Al-Minhaj)"
Belum cukup sampai disana, rupanya kekaguman Ibnu Malik kepada beliau telah terjadi sejak lama, yaitu saat-saat Imam Nawawi belajar ilmu Nahwu kepadanya. Sampai Suatu ketika Ibnu Malik menulis karya masterpiece-nya yakni Alfiyah ibnu malik, sang guru mengabadikan pujian bagi murid kesayangannya dalam salah satu baitnya berikut:
و هل فتى فيكم فما حل لنا *و رجل من الكرام عندنا
Bait tersebut merupakan satu dari beberapa contoh uraian Ibnu Malik yang sedang menjelaskan mubtada dengan isim nakiroh. Yang acap kali oleh kalangan santri Nusantara Bait itu di gunakan untuk menanyakan dan meyakinkan ke-singelan seseorang, karena memang secara harfiah maknanya berjalan lurus dengan hal itu.
Menurut Syaikh Al Khudhory dalam Hasyiyah Alfiyah bahwa yang dimaksud Ibnu Malik dengan ungkapan
و رجل من الكرام عندنا
(laki-laki mulia ada ditengah-tengah kita) adalah Imam Nawawi Rahimahullah.
Wallahu A'lamu bishshowab.