Seyogyanya
Pemuda sebagai agen of change dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan dan
perubahan di masyarakat, dengan ikut andilnya pemuda dalam menyoal konstruk
perubahan di masyarakat, tentunya bisa memberikan sumbangsih bagi kualitas
peradaban masyarakat yang lebih baik, pemuda bisa mengaktualisasikan perannya
sebagai agen of change dalam berbagai sektor, misalnya budaya, sosial, digital
dan bahkan ekonomi kerakyatan.
Kendati demikian
untuk mengaktualisasikan peran nya sebagai agen of change tidak sedikit dari
pemuda yang kehilangan arah dan bahkan tidak punya perencanaan yang matang, dan
tidak memiliki basis pengetahuan dan skil yang mumpuni, serta rendahnya pemuda
yang tidak bisa melakukan analisa terhadap potensi wilayah nya.
Dengan hadirnya
pemuda yang mampu
melakukan analisa terhadap
potensi wilayahnya, baik di sektor kekayaan sumber daya alam, dan
budaya, di harapkan mampu berkontribusi bagi perkembangan desa, khususnya di
sektor ekonomi, ekonomi di desa sudah saatnya maju dan berkembang, sehingga
para pemuda di desa mendapatkan
penghasilan yang setara dengan orang perkotaan, dengan kata lain bisa bersaing
dengan daerah perkotaan.
Namun cita cita
ekonomi kerakyatan yang sejahtera dan ekonomi rakyat yang meningkat tidak akan
tercapai, jika pola distribusi produk lokal desa di akomodir oleh tengkulak,
sehingga petani hanya mendapatkan keuntungan dengan selisih yang rendah,
persoalan nya karena tidak ada wadah ekonomi yang menampung hasil produk lokal
desa, dan sulitnya melakukan marketing terhadap produk lokal desa
