(Tadabbur aya tentang "TAHUN". Sebagai Refleksi pada penghujung tahun 2021 M)
Al-Qur'an menggunakan 4 istilah yang mengandung arti "tahun". Diantaranya adalah kata "sanah(سنة)" dan kata " 'aam (عام)". Kedua kata ini memiliki arti yang sama (sinonim/murodif). Meskipun demikian, keduanya masih memiliki perbedaan dari segi kecenderungan makna.
Al-Qur'an merupakan mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW yang memiliki pilihan kata (diksi) yang sangat akurat. Termasuk dalam penggunaan kata "sanah" dan kata " 'aam" yang ditempatkan sesuai dengan keselarasan maknanya.
Ar-Raghib Al-Ashfahany dalam Kitab Al-Mufradat mengatakan:
العام كالسنة لكن كثيرا ما تستعمل السنة في الحول الذي يكون فيه الجدب والشدة ولهذا يعبر عن الجدب بالسنة ويعبر بالعام ما فيه رخاء وخصب
"Kata 'aam " pada dasarnya semakna dengan kata "sanah" akan tetapi kata sanah" lebih banyak digunakan (oleh orang Arab) untuk tahun yang penuh dengan kesulitan sedangkan kata " 'aam" lebih banyak digunakan untuk tahun yang penuh dengan kesenangan dan kegembiraan".
Beberapa ayat yang sering dijadikan contoh untuk membedakan kedua kata tersebut diantaranya Q.S.Yusuf: 47 yang menggunakan kata "siniin" untuk tahun-tahun yang penuh kesulitan karena mereka harus menanam selama 7 tahun berturut kemudian menyimpan hasil panennya untuk persiapan menghadapi musim paceklik sehingga hanya sedikit saja yang bisa mereka konsumsi.
(قَالَ تَزۡرَعُونَ سَبۡعَ سِنِینَ دَأَبࣰا فَمَا حَصَدتُّمۡ فَذَرُوهُ فِی سُنۢبُلِهِۦۤ إِلَّا قَلِیلࣰا مِّمَّا تَأۡكُلُونَ)
"Nabi Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam selama tujuh tahun sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. "
Akan tetapi di Q.S. Yusuf: 49 yang digunakan adalah kata " 'aam" karena untuk menyebut tahun yang penuh kesenangan setelah melewati musim paceklik selama 7 tahun.
(ثُمَّ یَأۡتِی مِنۢ بَعۡدِ ذَ ٰلِكَ عَامࣱ فِیهِ یُغَاثُ ٱلنَّاسُ وَفِیهِ یَعۡصِرُونَ)
"Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan dan dimasa itu mereka memeras anggur".
Contoh lainya adalah Q.S. Al-Ankabut ayat 14 yang berbicara tentang masa dakwah Nabi Nuh AS.
(وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوۡمِهِۦ فَلَبِثَ فِیهِمۡ أَلۡفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمۡسِینَ عَامࣰا ...)
"Dan sungguh, Kami telah mengutus Nabi Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun"
Pada ayat diatas Al-Qur'an menyebut frase "1000 tahun (sanah) kecuali 50 tahun ('aam). Ini ungkapan yang sangat unik dan sarat akan makna. Untuk 1000 tahun sebagaimana "mustasna minhu "( yang dikecualikan darinya) menggunakan kata "sanah" sementara untuk 50 tahun sebagai mustasna (yang dikecualikan) menggunakan kata " 'aam". lalu apa rahasianya?
Hal ini mengandung pengertian bahwa 50 tahun adalah waktu sebelum diutusnya Nabi Nuh. Tahun ini merupakan tahun yang penuh kesenangan karena belum ada tekanan dari kaumnya. maka oleh karena itu Al-Qur'an menggunakan ungkapan إلا خمسين عاما.
Sementara sisanya adalah tahun-tahun setelah beliau menjadi Rasul sehingga banyak sekali tekanan bahkan siksaan dari kaumnya, maka oleh karena itu Al-Qur'an membahasakannya dengan ungkapan ألف سنة
Sampai disini kita bisa melihat bagaimana perbedaan tendensi makna antara "sanah" dan 'aam, dan juga yang terpenting kita bisa sedikit melihat betapa perfect-nya bahasa Al-Qur'an itu.