Sebagaimana kita ketahui sebagai manusia yang beriman sudah sepatutnya, kita beribadah kepada Allah SWT, hal itu berdasarkan pada firman Allah SWT, tidak semata- mata kami menciptakan jin dan manusia, melainkan untuk ibadah, konsep ibadah ini terdiri dari ibadah sosial dan ibadah langsung kepada allah, Allah memerintahkan kita beribadah tentunya mempunyai rahasia dan fungsi tertentunya, misalnya fungsi kita sebagai hamba allah yang mesti taat kepada Allah baik perintah atau larangan nya.
kita taat kepada Allah sebagai manifestasi kita mencintai dan mahababah kepada Allah, sehingga ibadah kita bukan karena iming iming masuk surga dan iming iming dapat menikmati bidadari, sehingga ibadah bukan untuk melegitimasi kita merubah ketentuan allah, sehingga jika konsepnya seperti itu maka, ketentuan Allah dapat di tawar dan dapat di Suap, dan itu sama saja menistakan kemulian dan Keagungan Gusti Allah.
Ibadah kita tidak dapat menebus apapun, dan tidak dapat melegetimasi ketentuan Allah, kita beribadah semata mata pengabdian dan bentuk sukur kita terhadap Allah.
persoalan kita masuk surga atau neraka, bukan karena ibadah kita atau bukan karena ormas kita, sehingga tidak ada konsep,surga di legetimasi Ormas, persoalan kita masuk surga dan neraka adalah hak Allah Swt atas rida Allah, bukan karena kita sering ibadah.
Apapun yang Allah kehendaki pada kita sebagai manusia, itu kehendak Allah, mesti memang manusia di beri dua pilihan, yaitu antara potensi ikhtiar dan sudah dari ajali, sebagai insan yang menganut faham aswaja khususnya mengikuti Abu Hasan Al- Asy'ari dan Ibn Mansur al Maturidi, dimana ikhtiar dan doa harus dilaksanakan dan dikerjakan, ikhtiar sebagai alasan rasional kita dan sebagai proses.