Diskusi bulanan, 7 Mei 2022/6 Syawal 1443 H, kali ini dengan tema Abdullah bin Saba. Dalam suasana lebaran, meskipun agak ramai tetap dalam suasana fitri.
Saya sendiri membawakan makalah berjudul Abdullah bin Saba: Antara Fakta dan Mitos Figur Kontroversial di Panggung Sejarah Awal Islam.
Abdullah bin Saba diangkat menjadi topik diskusi karena ada beberapa kajian kontemporer yang menganggap bahwa ia adalah tokoh fiktif, rekaan dari seorang Tabiin bernama Saif bin Umar. Diantara pemikir yang memitoskan dari kalangan Syiah adalah Ali Wardi (Wu'adz as Salathin), AbdullahbFayyadh (Tarikh al Imamaitah wa Islafuhum min asy-Syi'ah), Ayatullah al Khu'i (Mu'jam al Rijal al Hadits), Thibatauabai (Tafsir al Mizan).
Sementara dari kalangan Sunni adalah Thaha Husein ( Al Fitanut al kubra), Ali Nasyar ( Nasuatul Fikri al Islam), Muhammad Kamil al Husein (Adab Misr al-Fatimiyyah), dan Quraish Shihab (Sunnah-Syiah Bergabdengab Tangan!Mungkinkah?
Yang paling komprehensif dalam memitoskan Abdullah bin Saba adalah pemikir Syiah Murtadha Askari dalam karyanya Abdullah bin Saba wa Asathiru Ukhra (Abdullah bin Saba and Other Myths).
Tetapi kajian kontemporer tersebut tidak bisa menggurkan kenyataan pendapat yang dipedomani oleh umat Islam bahwa Abdullah bin Saba adalah tokoh sejarah, tokoh historis, wujud di panggung sejarah umat Islam. Dia adalah konseptor sekaligus provokator yang beerupaya merusak akidah Islam dari dalam dengan konsep konsep ghuluwnya dalam teologi Islam. Hal ini tidak hanya tertulis dalam literatur Sunni tapi juga dalam literatur Syiah.
Muhammad Husaein Zein pemikir Syiah menyatakan dengan tegas bahwa "Bagaimanapun juga Ibn Saba memang ada dan dia telah menampakkan sikap ghuluw, sekalipun ada orang yang meragukannya dan menjadikannya sebagai tokoh mitos...Adapun kami sesuai dengan penelitian akhir maka kami tidak meragukan keberadaannya dan ghuluw-nya."
Keberadaan sosok Abdullah bin Saba dipanggung sejarah tidak mengejutkan. Dalam setiap peristiwa sejarah, ada saja sosok seperti dia hadir memanfaatkan situasi dan kondisi dengan berbagai kepentingan dan mengadu domba untuk memecah umat. Mungkin di antara kita juga ada karakter Abdullah bin Saba yang mengalir dalam perilaku keseharian kita.