A. Na’at/Sifat
a. Definisi Na’at/Sifat
النعْتُ أو الصفَةُ هِيَ تابعٌ يُذْكَرُ لِبَيَانِ صِفَةٍ مِنْ صِفَاتِ اسْمِ قبلهُ
Na’at atau shifat adalah isim yang mengikuti isim yang lain yang disebutkan dengan fungsi untuk menjelaskan sifat dari isim sebelumnya.
Contoh :
· جَاءَ التِّلْمِيْذُ المُجْتَهِدُ : Telah datang murid yang bersungguh-sungguh
· رَأَيْتُ التِّلْمِيْذَ المُجْتَهِدَ : Aku melihat murid yang bersungguh-sungguh
· مَرَرْتُ بالتِّلْمِيْذِ المُجْتَهِدِ : Saya lewat kepada murid yang sungguh- sungguh.
KETERANGAN :
Lafazh المُجْتَهِدُ adalah sifat dari التِّلْمِيْذُ yang disebut مَوْصُوْفٌ (yang disifati). Ketentuan I’rab المُجْتَهِدُ sebagai sifat senantiasa mengikuti I’rab maushufnya. Yaitu, jika maushufnya marfu’ sifat pun harus marfu’. Jika maushufnya manshub, sifat pun harus manshub. Demikian juga dalam keadaan majrur. (lihat contoh di atas)
b. Pembagian Na’at/Sifat
Na’at/Sifat terbagi 2, yaitu:
· Na’at Hakiki
النَّعْتُ الحَقِيقِيُّ هُوَ ما يبينُ صفة من صفات متبوعه
Na’at Hakiki ialah sesuatu yang menjelaskan satu sifat dari sifat-sifat yang diikutinya.
Contoh :
جَاءَ رَجُلٌ صَالِحٌ Artinya : telah datang seorang laki-laki yang salih
ذلكَ وَلَدٌ ذَكِيٌّ Artinya : itu adalah anak laki-laki yang pintar.
· Na’at Sababi
النعت السببيُّ هُوَ ما يبينُ صفة من صفات ما له تتعلّق بمتبوعه
Na’at Sababi adalah yang menjelaskan satu sifat dari sifat-sifat yang mempunyai hubungan dengan yang diikutinya atau kaitan dengannya.
Contoh:
جَاءَ رَجُلٌ صَالِحَةٌ زَوْجَتُثهُ Artinya : Telah datang laki-laki yang salih istrtinya.
ذلك رَجُلٌ كَافِرَةٌ أُمُّهُ Artinya : Itu anak laki-laki yang kafir ibunya.
c. Ketentuan-ketentuan Na’at/Sifat
Na’at atau sifat wajib mengikuti kepada maushufnya dalam 4 hal :
Ø I’robnya (perubahannya)
أُسْتَاذٌ جَدِيْدٌ – أُسْتَاذًا جَدِيْدًا – مِنْ أُسْتَاذٍ جَدِيْدٍ
Ø Mudzakar dan mu’annatsnya
رَجُلٌ صَالِحٌ – امْرَأَةٌ صَالِحَةٌ
Ø Ma’rifat dan nakirohnya
الحَدِيْثُ الصَّحِيْحُ – حَدِيْثٌ – صَحِيْحٌ
Ø Mufrad, mutsanna dan jama’nya
رَجُلٌ مُسْلِمٌ – رَجُلاَنِ مُسْلِمَانِ – رَجُلُوْنَ مُسْلِمُوْنَ
CATATAN :
Isim ma’rifat adalah isim yang menunjukkan makna yang sudah tentu. Isim ma’rifat ada 6 :
1) Isim dhamir (kata ganti), seperti : أَنَا – أَنْتَ – هُوَ
2) Isim alam, yaitu isim yang menujukkan nama orang, negara, kota dan lain-lain, seperti : أَحْمَدُ – يَابَان –المدينة – حراء (Ahmad : nama orang – Jepang : nama Negara – Madinah : nama kota – Hiro : Nama gua)
3) Isim isyarah (kata tunjuk), seperti : هذَا فَصْلٌ (ini kelas), هذِهِ رسَالَةٌ (ini surat), تِلكَ جامعةٌ (itu unuversitas), dll.
4) Isim maushul, yaitu isim yang menunjukkan pada sesuatu dengan perantara jumlah/syibhul jumlah yang jatuh setelahnya. Seperti :
فَرِحَ الذِيْ نَجَحَ ابنُهُ فِي الاِمْتِحَانِ (orang yang anaknya lulus ujian bergembira).
5) Isim yang ber "ال", seperti : الكُرْسِيُّ جَدِيْدٌ (kursi itu baru), النَّافِذّةُ مَفْتُوْحَةٌ (jendela itu terbuka) dan lain-lain.
6) Isim yang diidhafahkan kepada isim ma’rifat, seperti : كِتَابُ فَرِيْدٌ رَخِيصٌ
Adapun isim nakiroh ialah yang menunjukkan ma’na umum yang tidak tertentu, seperti : نَظَرْتُ رَجُلاً (saya melihat seorang laki-laki), ذَهَبَ بَكْرٌ مَعَ امرَأَةٍ (Bakar pergi bersama seorang wanita), dll.