Sebelum saya memulai pandangan saya ini ingin sampaikan terimakasih untuk pmii, saya akan membicarakan dan membuka pandangan yang berjudul kita adalah angkatan yang koma, angkatan yang koma yang dimaksud bukan angkatan koma dalam tanda baca, namun suatu kondisi yang mempertaruhkan antara hidup dan mati, koma dalam definisi ini adalah koma, nalar kritis, koma gerakan, dan koma akal sehat.
Eka Fadilah |
jika kita melihat indonesia dari berbagai sudut pandang,setiap gerakan sosial perubahan adalah gerakan aksi yang dinamis namun tetap berada dalam koridor, untuk mempertahankan dasar nilainya,yaitu tentang perjuangan tentunya. Setelah saya perhatikan lalu saya renungkan dari berbagai jenis gerakan yang berserakan, dalam kurun waktu dekat ini khususnya dalam batang tubuh organisasi pmii ada satu hal yg tak pernah berubah,yaitu tentang budaya politik dan budaya konflik yang sering kita gandrungi.
Eeehhh perlu di ingat oleh kita semua bahwa seorang organisatoris ia tidak akan pernah bersedih ketika kehilangan sahabatnya, hartanya, bahkan nyawa sekalipun. Namun ketika! Namun ketika ia melihat sahabat seperjuangannya,kehilangan prinsip pegangan hidupnya, menyaksikan shabatnya sendiri membicaran isu isu kerakyatan membicarakan isu sosial,membicarakan keadilan. Namun di belakang layan ia berubah menjadi makelar,berubah menjadi penjilat yang ulung, kenapa kah...? ataukah sebetulnya kita berorganisasi untuk mencari kepandaian menjadi lebih makelar, dan kafitals, atau kita berorganisasi untuk membodohi, atau untuk menipu kader baru, jika demikian, sudah tepatkah dengan Tri Motto PMII, Dzikir, Pikir dan Amal Shaleh.
Seorang organisatoris sejati ia akan menderita ketika ia kehilangan tenaga kata kata untuk merubah mereka, sebab bagaimana mungkin kita semua hendak membela kaum mustadafin,di tengah himpitan kaum mustakbirin dengan sahabat sahabat di sekeliling kita yang mulai menjadi kaum munafikin dan bahkan menjadi kaum dzolimin. Eeh sahabat shabati sekalian ,jika kata kata saya ini adalah sampah maka lemparkanlah kata kata saya ini . lemparlah ke dinding yang kokoh atau buang ke selokan,jikalau kata jata saya ini adalah kesaksian realita kehidupan maka saya mohon kepada semua tanamkanlah baik baik di sanubari kita masing masing.