1. Pembagian isim
Isim, menurut jenisnya terbagi menjadi dua, yaitu mudzakar dan muanats.
a. Isim mudzakar, adalah bentuk isim yang menunjukkan pada laki-laki atau sifat kelaki-lakian. Dengan kata lain, isim mudzakar ini adalah isim yang tidak memiliki ciri muanats.
Contoh : أَحْمَدُ - الكِتَابُ
b. Isim muanats, adalah bentuk isim yang menunjukkan kepada perempuan atau sisim yang memiliki ciri muanats. Adapun ciri muanats adalah terdapat salah satu dari huruf di bawah ini:
ة - ى – ات - اء
Contoh :
زَيْنَبُ - مَدْرَسَةٌ - سَلْمَى - مُسْلِمَاتٌ - صَحْرَاءُ
Adapun pembagian isim ditinjau dari segi kuantitas (jumlah) terbagi menjadi tiga, yaitu:
a. Isim mufrod, adalah isim yang menunjukkan kepada makna tunggal (satu). Dan tidak memiliki ciri apapun. Contoh : بَيْتٌ (satu rumah)
b. Isim mutsana, adalah isim yang menunjukkan kepada makna dua. Cirinya yaitu dengan menambahkan alif dan nun jika keadaannya marfu, atau ya dan nun jika keadaannya manshub atau majrur (marfu, manshub dan majrur akan dibahas lebih lanjut pada bab beriktunya).
Contoh : بَيْتَان
c. Isim jamak, adalah isim yang menunjukkan kepada lebih dari dua. Isim jamak ini terbagi kepada tiga, yaitu:
1) Jamak mudzakar salim, menunjukkan pada jumlah mudzakar yang lebih dari dua, dan pembentukkannya beraturan, yaitu dengan menambahkan wau nun ketika marfu dan ya nun ketika manshub. Kebayang ga?
مُسْلِمٌ = مُسْلِمُوْنَ / مُسْلِمِيْنَ
2) Jamak muanats salim, menunjukkan pada jumlah muanats yang lebih dari dua, dan pembentukkannya beraturan, yaitu dengan menambahkan alif dan ta ketika marfu dan manshub.
Contoh:
مُسْلِمَةٌ = مُسْلِمَاتٌ
3) Jamak taksir adalah bentuk jamak yang tidak memiliki aturan khusus, atau dapat dikatakan tidak beraturan. Bentuknya sima’i, yaitu sesuai dengan kebiasaan bahasa Arab atau tertera di dalam kamus.
Contoh :
بَيْتٌ = بُيُوْتٌ
Mengenai jamak, apakah dijamakkan mudzakar salim, ataukah jamak muanats salim, atau jamak taksir maka pertama-tama kita melihat bentuk mufrodnya apakah ia mudzakar atau muanats. Namun sepertinya untuk dua bentuk jamak tersebut anda tidak akan menemui kesulitan, karena tedapat rumus yang telah tentu. Sedangkan untuk jamak taksir, penulis menyarankan untuk memperbanyak membaca teks-teks Arab dan kamus, karena bentuknya yang tidak beraturan dan tidak bisa ditentukan dengan pasti.
Contoh :
كَوْكِبٌ ج كَوَا كِبُ
غُرْفَةٌ ج غُرَفٌ
عَالِمٌ ج عُلَمَاءُ
مِصْبَاحٌ ج مَصَابِيْحُ
Setelah membaca pengertian serta pembagian kalimat, adakah kesulitan? Sepertinya konsep di atas mudah difahami, mudah-mudahan dapat difahami dengan baik. Karena sekarang kita akan mempergunakan pemahaman tadi untuk memahami materi-materi yang akan datang.