<head> Bukan Hanya Lelaki

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Artikel (31) bacaan (14) Berita (29) ekonomi. (1) Film (6) Keilmuan (17) Keislaman (37) Opini (77) Pemilu (6) PMII (14) POLITIK (6) Puisi (2) Warta (39)

Bukan Hanya Lelaki

Senin, Agustus 29 | Agustus 29, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2023-10-26T22:57:27Z

Oleh : Yanisa Nurrachma Putri Surya

 


Lepas sudah alat medis yang tertancap pada tubuh yang selama ini menghambatmu pergi. Pergi dengan tenang ya yah! sekarang ayah lebih baikkan? Tau ga yah? Semua orang yang menyayangimu terisak-isak menangis melihatmu pergi. Awalnya aku, Tessa, Triani dan putri mencoba tegar didepan mayatmu yang terkujur kaku, tapi sulit yah! Tidak ada hal yang lebih menyedihkan dari kehilangan cinta pertamaku ,yaitu kamu ayah.

Kata terakhirmu selalu terngiang dalam fikiranku sampai saat ini “Ka, ayah titip adek- yah!”. Aku bersyukur sahabat  sahabtku Tasya,Yanisa, Ai siti, Mila, dan Rizal selalu membersamai dan menguatkan. setelah selesai tahlilan aku ,ibu,kakek dan adik  adiku pulang kembali kerumah, hari itu rasanya masih sesak sekali “Tuhan aku belum bisa membahagiakannya, mengapa kau ambil begitu cepat?” fikiran-fikiran negative kian meronta, aku berusaha menguatkan diri ini “Tapi dengan pergi, ayah jauh lebih tenang dan bahagia bukan?”.

Aku melihat di sekeliling rumah benar-benar terasa sepi sekarang, keadaan ibu masih sangat buruk ia masih terus menangis. Aku inisiatif untuk mencoba menangkannya berharap esok hari keadaan akan jauh lebih baik. Setelah kita terlarut dalam kesedihan, lalu kita memutuskan untuk tidur bersama di ruang tv.

Esok paginya, seperti biasa aku sibuk mengurus dengan urusan domestik dari mulai bersih- bersih sampai pergi ke pasar. Sampai sorenya, alhamdulillah begitu banyak orng yang datang termasuk saahabat-sahabatku ikut mendo'akan ayah. “yah lihatlah begitu banyak orang yang menyayangimu! Tak lupa aku dan ibu selalu mendoakanmu tak henti-henti juga” lirihan hatiku untuk ayah.

Di sela-sela gerumuh suara ayat suci al-Qur'an, air mataku tak bisa aku bending, begitupun ibu. Kami saling memeluk satu sama lain sebagai penguat satu sama lain. Semakin hari aku ,ibu dan adik adik mencoba untuk menjalani hari-hari dengan keikhlasan, meskipun begitu berat tapi hal ini harus dilakukan agar aku dan keluarga bisa memulai hidup yang baru walaupun tanpa ayah.

Setelah ayah pergi, kini ibu yang menjadi kepala sekaligus tulang punggung keluarga. Dan aku harus mengambil alih pekerjaan ibu seperti menjaga adik-adik dan mengurus domestik. Kami memutuskan untuk membagi pekerjaan dengan prinsip saling bekerja sama, aku dan ibu menjadi partner yang kompak. Ekonomi kami tidak sebaik dulu, ibu hanya mengandalkan hasil jual baju. Tapi kami tetap bersyukur atas kehidupan kami saat ini, karena kami yakin Allah pasti menguatkan kami.

Kata siapa harus laki-laki yang menjadi kepala keluar dan banting tulang untuk hal ekonomi?


Ibuku bisa, dia keren!. Aku bangga pada ibu, setelah jalan terjal yang dia lalui, dia masih sanggup untuk tetap berdiri, pasti itu tidak mudahkan bu? Semoga aku bisa selalu meguatkan ibu.

Hari demi hari aku lewati bersama keluargaku tanpa ayah. Terkadang aku mengeluh, karena tidak bisa seperti dulu lagi bermain sepuasnya dengan teman-teman. Tapi aku sadar, aku harus mandiri seperti ibu. Aku harus bertanggung jawab atas keberlangsungan keluargaku, dan harus menjadi partner berjuan yang baik untuk ibu.

Meskipun terkadang jadi tulang punggung keluarga itu sulit. Selain tidak biasa, aku juga harus kuat dari stigma orang lain. keluargaku adalah kekuatan ku, menjaga ibu dan adiku adalah prioritasku saat ini. aku jadi teringat ayah yang ingin sekali melihatku menjadi seorang dosen, semoga aku bisa mewujudkannya “yah, semoga ayah selalu ada di lindungan Allah Swt”.

Terimakasih ayah telah menjadikan aku dan ibu perempuan yang tangguh dan kuat. Sekarang aku percaya pada kekuatan Tuhan meskipun ibu seorang perempuan, tetapi ibu bisa menjadi seorang tulang punggung sekaligus kepala keluarga. Terimakasih ibu sudah sedia menjadi ibu sekaligus ayah bagi anak-anaknya, dan untuk ayah ”Aku saying ayah,aku rindu ayah” Terimakasih juga ayah...

×
Berita Terbaru Update