Bullying Antar Perempuan Masih Marak, Harusnya Sesama Perempuan Saling Menguatkan Bukan?
Agnes Nuraeni Muslim*
Banyak sekali saya temukan novel-novel remaja ataupun film yang menggambarkan tindakan bullying yang terjadi antar siswa dengan berbagai motif, dan kebanyakan tindakan bullying dilakukan oleh sesama perempuan. Di sisi lain tujuan adanya film atau novel tersebut hanya untuk memberikan pembelajaran bagi para pembaca maupun penonton agar dapat mengambil hikmah positif dari ceritanya, tetapi di sisi lain kemungkinan buruknya jika dicontoh oleh sekelompok orang untuk tujuan eksistensi.
Tindak bullying ini sangat berhaya, kenapa? Karena secara dampak bisa menghilangkan rasa percaya diri korban, semangat hidup korban, bahkan bisa berujung bunuh diri. Itu berarti tindak bullying sangat terikat dengan keberlangsungan hidup seseorang. Berarti ini masuk ke dalam salah satu isu yang urgens untuk diselesaikan.
Bullying merupakan tindakan merendahkan, menistakan, mencela, baik secara fisik maupun non-fisik, secara sengaja atau tidak. Kebanyakan bullying didasari adanya motif ingin menjatuhkan karena reputasi dan eksistensinya terancam. Kadangkala motif lain dalam bullying antar sesama perempuan adalah karena kalah saing dalam segi kecantikan dan kemolekan, ataupun terdapat perbedaan lain.
Perempuan yang secara fisik tidak sesuai standar kecantikan, lebih sering menjadi korban bullying perempuan yang sesuai standar kecantikan. Mereka yang gemuk, warna kulitnya gelap, rambutnya kriting, wajahnya tidak mulus, atau perbedaan lainnya, akan dilebeli dengan kata “culun”. Pelebelan tersebut juga bisa diberikan pada perempuan yang secara pashion tidak sesuai standar pashion kelas atas juga, seperti siswa dengan penampilan memakai kacamata tebal, rambut dikepang dua, seragam yang rapih dengan rok dibawah lutut. Padahal secara aturan tidak ada yang salah dari cara berpenampilan siswa tersebut, yang notabennya memakai apa yang dirasa nyaman.
Kadang alasan tindak bullying dalam lingkup sekolah diwajarkan karena dilakukan oleh sekelompok anak kecil yang belum dewasa, seharusnya pemikiran siswa yang belum dewasa tidak dapat dijadikan alasan untuk pembolehan melakukan tindak bullying yang dilakukan. Karena dampak yang didapat tidak sebanding dengan maaf yang diucap, dampak fisik dapat diobati dengan mudah namun dampak psikologis akan sulit untuk disembuhkan.
Dalam keseharian perempuan yang cenderung mengutamakan penampilan tidak menutup mata atas andil teman-teman disekitarnya. Mereka akan menanyakan pendapat teman-temannya tentang gaya berpenampilannya. Teman yang berbeda selera dengannya akan mengatakan bahwa penampilannya jelek, dan sebaliknya jika teman yang satu selera dengannya akan mengatakan bahwa penampilannya cantik.
Dalam posisi yang demikian perempuan tentu akan bimbang dengan pilihannya, karena jika mengikuti salah satu tidak menutup kemungkinan akan terjadi pertengakaran diantara teman- temannya. Jika hal yang demikian terjadi, bukankah lebih baik jika perempuan tersebut menentukan pilihannya sendiri, memakai apa yang dirasa nyaman olehnya, tanpa harus membimbangkan pendapat mana yang harus diikuti. Tentu hal itu tidak luput dari cemoohan ataupun penghinaan teman-temanmu terhadap penampilan yang tidak dilandasi pendapat mereka.
Terkadang, jika tidak sependapat dengan yang lain akan menghadirkan penghinaan yang lebih besar dengan menyangkut pautkan penampilan dengan fisik, bahkan atitude. Pola pikir yang seperti ini yang mesti dijauhkan, karena akan merusak hubungan antar sesama perempuan. Tidak ada yang salah dengan bepegang pada pilihan sendiri tanpa pendapat yang lain. Tidak perlu penghinaan untuk mereka yang tidak selaras, karena setiap perempuan bebas atas haknya.
Banyak perempuan yang tidak sadar atas bullying yang dilakukan terhadap orang sekitarnya. “Ih kok jelek sih dipake sama kamu”, kalimat yang sering spontan diucapkan perempuan ini memang dirasa biasa saja, tapi tidak menutup atas bullying didalamnya. Dalih pertemanan akan dijadikan alasan bagi perempuan, bahwa mereka sudah biasa dengan kalimat-kalimat yang secara tidak sengaja menjurus pada penghinaan. Tetap saja bullying tidak diperbolehkan dengan dalih apapun.