Pertarungan pemilu 2024 baru akan di mulai, para politikus mulai mencari kawanan, baik kawanan lama ataupun kawanan baru, untuk mensukseskan pemilu dan tentunya untuk mencapai target dan tujuan tujuan politik tertentu.
Ilustrasi |
Fenomena hari ini sudah banyak berseliweran hasil hasil survei calon kandidat presiden dan wakil presiden berdasarkan hasil survei, ada yang menggadang gadang ganjar pranowo, Prabowo, Gus muhaimin, Puan Maharani. Erik Tohir, Airlangga Hartarto, Ridwan Kamil dan Anies Baswedan, para politikus nampaknya sudah mulai menyiapkan mesin tempurnya untuk memenangkan Pemilu 2024.
Namun ternyata kemungkinan pemilu 2024 di dominasi oleh generasi milenial dan generasi muda, sebab mulai tampak generasi generasi milenial ini unjuk diri sebagai kader partai ataupun sebagai kader sayap partai/organisasi kepemudaan di bawah parpol.
lahirnya sayap- sayap partai tentunya dengan tujuan dan kepentingan tertentu, misalnya lahirnya Garda Bangsa yang berafiliasi dengan PKB, AMPI, AMPG yang berafiliasi dengan Partai Golkar, dan Jenis lembaga lain yang berada pada Naungan Parpol.
Munculnya lembaga lembaga tersebut sebagai sayap partai dan sebagai lembaga taktis untuk memenangkan partai di pemilu 2024, dan sasaran dari lembaga lembaga tersebut adalah generasi milenial dan kaula muda. karena pemuda masih mempunyai semangat juang dan semangat berkarya.
Lantas Mengapa Pemuda Gabung Partai ?
Bung Karno pernah berkata " Beri aku sepuluh pemuda niscaya akan ku guncang dunia " ternyata dari Perkataan bung karno ini bisa memantik Generasi Muda untuk melakukan perubahan, dan menciptakan keadilan, namun tentunya ungkapan Ir Soekarno itu bukan hanya sepuluh Pemuda, tetapi Pemuda yang terampil, dan Mau berproses, dan itu menjadi kunci seorang Pemuda yang dapat mengguncang Dunia.
Namun tepatkah Gabungnya Pemuda dengan Parpol atau dengan Sayap partai ....?
Pemuda identik dengan Idealismenya, karena idealisme adalah kemewahan terakhir yang di miliki pemuda, sebab semangat idealisme membawa perubahan dan semangat menggelorakan keadilan, para pemuda saat itu bahu membahu mengawal dan memperjuangkan perubahan, kemiskinan dan Penindasan, serta menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan cita cita rakyat sejahtera.
Pemuda Gabung Partai Politik itu tidak di larang, baik oleh Negara ataupun Agama, asalkan masuknya di partai berniat membawa kesejahteraan dan keadilan, karena inti dari politik adalah kesejahteraan dan keadilan, jika selama kita berpartai politik dengan cita cita keadilan dan kesejahteraan sudah barang tentu politik menjadi alat kepentingan rakyat dan kepentingan bersama menuju perubahan.
Namun Jika masuknya Pemuda di partai Politik karena ingin Nyaleg dengan beberapa Fasilitas seperti Tunjangan, Gaji, dan Fasilitas lain nya, sudah dipastikan bahwa hadirnya hanya membawa kepentingan pribadi, bukan kepentingan Rakyat, jika niatnya begitu, pantaskah Pemuda masuk Partai dan nyaleg dari partai, Jika niat dan Kepentingan nya adalah hanya cita cita menduduki kekuasaan dan kepentingan Pribadi.
Kemudian pantaskah Pemuda Gabung Partai karena Seniornya adalah Anggota Parpol sekaligus Anggota Dewan, hal itu sah sah saja, kehendak itu tidak bisa kita salahkan sebab mereka mempunyai keinginan dan kepentingan pribadi, misalnya ingin menjadi stafsus senior dan lain nya, namun apabila berbicara kepantasan silahkan nilai saja masing masing, sebab seorang pemuda sudah memiliki kaca mata untuk menilai mana yang layak dan pantas.
Pemuda sejatinya mengawal perubahan dan sebagai kaum yang memiliki kepekaan sosial, sebab jika pemudanya apatis, Hedonis, serta tidak berpihak kepada Rakyat, maka siapa lagi yang menjadi penyambung lidah rakyat, jika pemuda nya sudah tidak peduli rakyatnya.
Kontributor : Ahmad Kodir N