PKB merupakan partai yang lahir pada era Reformasi setelah lengsernya Presiden Soeharto, yang telah berlangsung selama kurang lebih 32 tahun.
Warga NU dan PKB adalah Satu Kesatuan |
Partai Kebangkitan Bangsa adalah Partai yang lahir dari Kia Kia NU, lahirnya Partai Kebangkitan Bangsa bukan tanpa sebab, lahirnya PKB sebagai wadah bagi para Kader NU yang ingin mengabdikan dan berkontribusi di Jalur Politik, sebab Politik itu sendiri adalah Ibadah, Politik adalah Jalan menuju Kemaslahatan dan kesejahteraan.
lahirnya Partai ini di inisiasi oleh KH. Abdurrahman Wahid ( Gus Dur ), Gus Dur menganggap bahwa Partai PKB ini akan membawa kemaslahatan untuk bangsa, dan khususnya sebagai jalur politik Warga Nahdlatul Ulama, oleh sebab itu sudah menjadi keharusan bagi kita warga Nahdliyin ikut sama sama berjuang dan memperjuangkan cita cita luhur para Ulama.
selain itu para ulama yang menjadi inisiator lahir partai Kebangkitan Bangsa adalah KH Munasir Ali, KH Ilyas Ruchiyat, KH A Mustofa
Bisri, dan KH A Muchith Muzadi, Ma'ruf Amin , dengan anggota, KH M Dawam Anwar, Dr KH Said Aqil Siroj, M.A. , HM Rozy Munir, dan Ahmad Bagdja untuk mengatasi hambatan organisatoris, Tim Lima itu dibekali Surat Keputusan PBNU.
pada saat deklarasi bahwa partai Kebangkitan Bangsa bersifat Kejuangan, Kebangsaan, terbuka dan Demokratis, jadi kita sebagai warga Nahdlyin sudah saatnya bergerak bersama untuk mewujudkan cita cita dan perjuangan para Ulama.
lantas bagaimana bagi kita para kader Nahdlatul Ulama, apakah kita harus ikut berjuang bersama, atau kita memilih partai yang tidak berpihak pada Golongan Santri.
Keberpihakan PKB Terhadap pesantren
salah satu keberhasilan Partai Kebangkitan Bangsa adalah lahirnya UU Pesantren, UU Pesantren yang di usulkan oleh Gus Muhaimin ini bentuk nyata keberpihakan PKB terhadap pesantren, santri dan Ulama, lantas bagaimana seharusnya sikap Kita ..? Hematnya mestinya kita mendukung dan jadi garda terdepan dalam menyuarakan aspirasi- aspirasi kaum santri dengan perahu partai PKB.
jika memang saat ini kita belum sadar, bahwa garis perjuangan partai PKB adalah untuk kemaslahatan Bangsa, Negara, Pesantren, dan Kaum santri, sudah saat nya kita mantapkan diri menjadi bagian dari perjuangan PKB.
Inisiator Lahirnya Hari Santri Nasional
dikutip dari sumut24.com PKB adalah partai yang ikut memperjuangkan kepada Pemerintah untuk menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Dan Pemerintah memutuskannya pada tanggal 15 Oktober 2015 lewat Keppres nomor 22 tahun 2015 . Dan PKB juga inisiator dikeluarkannya Perpres no.82 tahun 2021 tentang pendanaan penyelenggaraan Pesantren atau dana abadi pesantren . Ini bentuk kepedulian PKB untuk para Santri , karena tidak bisa dipungkiri bahwa PKB lahir dari Para Kiyai pengasuh Pondok Pesantren dan kebanyakan pengurus PKB adalah santri.
Gus Muhaimin Ketua Parpol yang menerbitkan buku Visioning
Ketua PKB Gus Muhamin Iskandar yang merupakan keturunan Kiai ini, berhasil menerbitkan buku Visioning Indonesia, buku yang berisi cita cita kesejateraan dan gagasan - gagasan Gus Muhaimin untuk indonesia, Gus Muhaimin ini satu satunya ketum Partai yang menerbitkan buku tentang Visi dan gagasan untuk indonesia, dan anehnya Gus Muhaimin tidak menerbitkan buku biografi, sejarah perjuangan hingga bisa menjadi ketua parpol, uniknya Gagasan- gagasan gus muhaimin ini bisa kita cermati lewat buku yang diterbitkannya, sehingga kita bisa berkesimpulan sudah saatnya politik gagasan yang kita kedepankan, bukan hanya keluh kesah menjadi ketua parpol, dan dari buku visioning ini kita melihat keseriusan Gus muhaimin mengenai kesejahteraan dan kemaslahatan bangsa indonesia, dan ini jalan dan cita cita PKB, sudah sepatutnya sebagai warga Nahdlyin ikut perjuangan dan sama sama berjuang untuk kebangkitan dan kesejahteraan bangsa dengan ber PKB, dan dengan ber PKB berarti kita ikut berjuang dan memperjuangkan cita cita para ulama pendiri dan inisiator partai PKB
Berpolitk adalah Ibadah, ber PKB adalah Riang dan Gembira.
Warga Nahdlyin sudah saatnya ber PKB, PKB untuk kebangkitan Bangsa, dan ber PKB untuk kemaslatan Umat.
Kontributor
Ahmad Kodir Nuramdani