<head> Telikung Oligarki di Pilkada Bandung Barat

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Artikel (31) bacaan (14) Berita (29) ekonomi. (1) Film (6) Keilmuan (17) Keislaman (37) Opini (77) Pemilu (6) PMII (14) POLITIK (6) Puisi (2) Warta (39)

Telikung Oligarki di Pilkada Bandung Barat

Rabu, Oktober 30 | Oktober 30, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-10-31T03:14:41Z

Meritokrasi merupakan antitesis dari aristokrasi dan nepotisme, sederhana nya meritokrasi merupakan sistem politik yang lebih menekankan pada kemampuan seseorang sesuai kapasitas dan kompetensinya untuk menduduki posisi atau jabatan tertentu serta tidak memendang latar belakang, etnik,koneksi, atau status sosial.

belakangan ini ramai sejumlah artis terjun ke ranah politik, bukan hanya di bandung barat saja, para artis turut serta dalam pencalonan kepala daerah di berbagai daerah, berbekal modal popularitas, berbekal popularitas para artis ini hendak menjadi pucuk pimpinan/kepemimpian di daerah pencalonan nya, beberapa program nya di nilai taknis gatau, bagaimana arahnya atau hanya mengandalkan brief dari tim  nya saja lacdscape, kepemimpinan yang populis-otoriter-oligarki, mereka membangun kepada rakyat kelas populer, kelas menengah, dan pada oligarki, kelompok kritis otoriter, lembaga lembaga resmi kooptasi dengan take and give inilah yang terjadi.

apakah Kondisi seperti ini beresiko...? Sangat jelas beresiko dan menjadi problem yang luar biasa ,karena kemungkinan besar yang akan mendapat pelayanan dan di layani adalah oligark, investor, kafitalism, tentunya kepemimpinan seperti ini akan menjadi kepemimpinan yang populis, otoriter, yang bertujuan untuk melanggengkan sistem ekonomi kapitalisme liberal, melanggengkan oligark, investo, dan kafitalsm.

hal semacam ini rupanya terjadi di pilkada Bandung Barat, tiga Artis Nasional ( Ibu Kota ) mencalonkan diri menjadi bakal calon bupati Bandung Barat, sangat memalukan, proses debat harusnya fokus pada gagasan gagasan dan pikiran pikiran untuk kemajuan bandung barat, bukan pada teks teks yang Entah keluar dari mana, dan oleh siapa, seolah tidak memiliki gagasan, proses mengemukakan gagasan seharusnya berimplikasi pada kemajuan bandung barat, dan kemaslahatan rakyatnya, bukan pada kepentingan Oligark, ketiga pasangan calon seakan tidak tahu persoalan bandung barat, tidak tahu konstruk geografis bandung barat, infrastruktur, potensi alam, dan kekayaan alam, cita cita luhur para pendiri bandung barat, tidak tergambar pada gagasan, yang di boking oleh Oligarki.

bandung barat yang seharusnya dapat memakmurkan rakyatnya, malah menjadi ajang perebutan kekuasan yang di boking Oligark, saya warga bandung barat, tidak rela jika tanah kelahiran saya di koptasi oleh Kepentingan Oligarki, segera revolusi kepemimpinan yang meritokrasi, because leadership matters a lot.

irfan muhamad Faruq ( Pegiat Demokrasi )


×
Berita Terbaru Update